Thursday, May 22, 2008

Mensyukuri Nikmat


Oleh : Ustadz Abu Ikhsan (Pengajian bersama di Wonsari Kyoungju)
Di tulis oleh : Imam Sanjaya

Alhamdulillah....
Nikmat Allah SWT yang di berikan kepada kita sangatlah banyak, besar dan luas sekali, kita takkan mampu menghitung nikmat Allah SWT yang telah di berikan kepada kita. Walaupun air laut dijadikan tinta, ranting ranting pohon di jadikan pena dan dedaunan di jadikan kertas dungguh tak akan cukup untuk menuliskannya.

Dengan limpahan nikmat yang terus menerus mengalir seharusanya kita beryukur pada Allah SWT. Dengan bersyukur atas nikmat yang telah kita terima maka Allah SWT akan menambah nikmatNya, dan jika kita mengingkari nikamt pemberianNya maka AllahSWT akan menurunkan azabNya, sesuai dengan firmanNya dalam Al-Qur'an:


"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari(nikmat) maka sesungguhnya nikmatku sangat pedih"( QS Ibrahim:7).
Ada beberapa bentuk syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmatNya:
* Dengan Lisan
Dengan lisan kita ucapkan"Alhamdulillah" atas segala nikmatNya, memuji Allah karena hanaya Dia yang paling haq untuk di puji diatas semua makhlukNya.

*Dengan Hati
Dengan hati meyakini bahwa semua nikmat ini adalah pemberian Allah SWT, meyakini bahwa nikmat sehat bukan karena kita rajin berolahraga atau makan makanan bergizi, rizki yang kita peroleh semata mata bukan karena usaha atau kerja kita, ilmu yang kita peroleh juga semata mata bukan dari usaha kita belajar. Semua iitu adaah sebab atau perantara nikmat Allah SWT untuk sampaikepada kita.

*Dengan Mengamalkan
Dengan nikmat yang telah di berikan Allah SWT, kita gunakan untuk mengabdi kepada Allah SWT. Kita tingkatakan amal shalih, ibadah sehari hari, shodaqoh, menuntut ilmu dan masih banyak amal ibadah lainnya.

Sudah banyak contoh dalam Al-Qur'an, kaum yang ingkar akan nikmat Allah SWT menerima adzab yang sangat pedih, seperti kaum madyan, kaum sabah, kaum syuaib, kaum tsamud dan kaum lainnya.
Semoga kita semua senantiasa ingat akan nikmat Allah SWT dan tak lupa untuk selalu bersyukur kepadaNya, sehingga selamat dunia dan akhirat kelak, amin.

Monday, May 5, 2008

Obat Iman

Pengajian bersama di Noksan (Minggu 4 Mei 2008)
Penceramah : Kang Haryadi
Di susun Oleh Imam Sanjaya



Obat dibutuhkan tubuh kita bilamana sedang sakit, Imanpun perlu di obati bila ketika ada gejala penurunan . Juga untuk menjaga kestabilan sekaligus untuk meningkatkannya;

1.Membaca dan memahami al Qur’an.
Wahyu pertama yang diterima Rosulullah SAW adalah perintah untuk membaca yaitu surat Al Alaq ayat pertama. Maka kitapun diperintahkan untuk membaca Al Qur’an dan juga mendalami makna yang terkandung didalamnya. Dengan mengkaji dan mendalami makna yang terkandung didalam Al Qur’an maka ilmu kita akan bertambah maka secara otomatis iman kitapun akan meningkat pula. Seseorang yang berilmu atau ‘alim dalam beraktifitas akan selalu dilandasi dengan pengetahuan dan penuh keyakinan, jadi tidak mengambang sebagai mana orang-orang bodoh yang hanya ikut-ikutan tanpa mengetahui dasarnya

2.Merenungi ciptaan Allah SWT.
Kita perlu bersyukur kepada Allah SWT yang menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik- baiknya.. Jika kita renungkan dalam-dalam maka akan tampak keagungan Allah SWT. Dari setiap ruas anggota badan manusia memiliki manfaat yang memudahkan bagi kita untuk hidup didunia ini. Dengan mengetahui keagungan Allah SWT maka akan meningkatkan dan mengkokohkan iman kita.

3.Halaqoh dzikir
Abu Hurairah dan Abu Said r.a keduanya berkata: Rosulullah s.a.w. bersabda: “Tiada suatu kaum yang duduk dalam majlis dzikir kepada Allah pasti dikelilingi malaikat dan diliputi rahmat Allah dan diturunkan pada mereka ketenangan ketentraman dan diingati oleh Allah didepan para MalaikatNya.” ( H.R. Muslim )

4.Memperbanyak amal sholeh.
Amal sholeh yang dilakukan dengan ikhlas akan menumbuhkan rasa cinta pada sang Kholik, dengan cinta pada Allah maka seorang hamba akan lebih bertaqwa.

5.Takut pada Su’ul khotimah
Mengingat kematian apalagi menghadapi sakarotul maut akan membuat hati bergetar, akan terlintas dalam pikiran bagaimana sakitnya seseorang dalam menghadapi maut. Tentu kita tidak ingin menghadadi maut dengan keadaan su’ul khotimah tetapi kita ingin menhadapi maut dengan khusnul khotimah. Untuk dapat khusnul khotimah maka seseorang harus taat pada perinta Allah swt, menjalankan perintahNya dan menjahui laranganya.

6.Dzikir
Selalau ingat pada Allah atau Dzikrullah akan menjauhkan seseorang dari perbuatan maksiat dan akan membuat kita lebih bersemangat untuk beribadah sesuai perintahNya.

7.Introspeksi diri.

Senantiasa introspeksi diri, melihat dan merenungkan apa –apa yang telah diperbuat atau dikerjakan sangat berguna sekali bagi kita untuk mengetahui kekurangan,kelemahan diri kita. Juga sebagai pembanding amalan kita, betapa kecil dan sedikitnya amal kita dibanding para ahli ibadah. Apalagi dibanding ibadah Rosulullah SAW tentu kita sangat jauh dibawahnya padahal Rosulullah SAW telah dijamin masuk surga oleh Allah SWT. Maka dengan mengetahui segala kekurangan dan kelemahan yang ada pada diri kita , akan membuat kita lebih giat beribadah.

8.Doa


Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.(QS Al-Baqoroh)

Hadis riwayat Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Tuhan kita Yang Maha Suci lagi Maha Luhur setiap malam turun ke langit dunia ketika malam tinggal sepertiga terakhir. Dia berfirman: Barang siapa yang berdoa kepada-Ku, maka Aku akan kabulkan permohonannya. Dan barang siapa yang memohon ampunan kepada-Ku, maka Aku akan mengampuninya (Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim [Bahasa Arab saja]: 1261)

Foto:







Degradasi Iman

Dalam kajian rutin bulanan minggu I, Oleh : Kang Haryadi
Diliput oleh : Imam Sanjaya


Iman merupakan kunci utama bagi umat manusia untuk masuk ke surga, patut bagi kita untuk bersyukur diberi nikmat iman oleh Allah. Iman dapat berkurang dan bertambah, menurun juga naik bahkan imanpun dapat hilang sama sekali. Pada kesempatan kali ini sedikit kita bahas faktor-faktor menurunya iman seseorang;

1. Lingkungan orang non muslim

Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang mukmin) seraya berkata: "Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kamu?" Mereka menjawab: "Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu-ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah; dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh (setan) yang amat penipu. (QS Al Hadid :14)
Kita saat ini hidup ditengah orang-orang kafir (Korea) ini merupakan ujian berat bagi kita, banyak saudara-saudara kita seiman yang tergelincir kejurang kemaksiatan. Ketika di Indonesia rajin beribadah setelah beberapa lama tinggal diKorea menjadi menurun ibadahnya bahkan banyak dari saudara kita yang telah meninggalkan ibadah-ibadah wajib. Ini dikarenakan menurunnya iman pada mereka yang telah dikikis habis oleh pengaruh orang-orang kafir, baik yang mengajak langsung untuk berbuat maksiat maupun pengaruh dari perilaku mereka (kafir Korea ).

2. Fitnah.

Ada dua macam fitnah yang menjadi faktor menurunnya iman seseorang:
- Fitnah shubat atau fitnah kebodohan, banyak dikalangan umat Islam yang masih bodoh.
Bodoh dalam ilmu agama maupun ilmu umum yang menyebabkan kita ketinggaalan dalam segala bidang dibanding negara-negara lain. Dengan bodoh ilmu agama atau syar’i maka iman seseorangpun akan gampang sekali goyah atau menurun karena tidak mempunyai ilmu yang menjadi dasar untuk menguatkan keimanan.
- Fitnah syahwat, Seseorang yang berilmupun masih dapat menurun tingkat keimannanya jikalau menuruti nafsu syahwat. Syaitan takkan pernah berhenti menggoda manusia untuk berbuat maksiat dengan menunggangi nafsu syahwatnya. Diri manusia yang dipenuhi nafsu syahwat maka akan lemah imannya,bahkan dapat tergelincir pada jurang kemaksiatan.

3. Pergaulan dengan ahli maksiat

Seorang mukmin yang bergaul dengan ahli maksiat maka akan mudah sekali terseret pada perilaku maksiat. Pepatah mengatakan bergaul dengan pandai besi akan terkena asapnya bergaul dengan pedagang minyak wangi akan ikut harum baunya..

4. Sibuk dengan urusan dunia dan harta

Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar. (QS Al-Anfaal :28)


Banyak dikalangan umat Islam yang sibuk dengan urusan dunia serta melalaikan urusan akhiratnya. Satu contoh kita yang ada di negeri korea ini karena kesibukan dunia ( kerja juga kuliah ) banyak yang menunda,menjamak bahkan meninggalkan ibadah sholat. Kita telah masuk dalam keterikatan siklus kerja atau kuliah yang menghalangi untuk beribadah sholat. Keadaan demikian bila dibiarkan berlarut akan menurunkan sedikit demi sedikit keimanan kita.

"Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka)."(QS Al Hijr:3)

Ingin menyimak berita foto silahkan klik disini